Ketika Obesitas Mengincar Keluarga
Selama ini kegemukan banyak diasosiasikan Bunda sebagai kemakmuran atau kecukupan gizi. Meskipun demikian, telah banyak fakta yang menunjukkan bahwa obesitas memberikan dampak yang tidak menguntungkan, baik dari segi penampilan, segi kesehatan, sampai psikososial. Sebenarnya, apa itu obesitas? Mengapa menjadi sedemikian penting?
Obesitas: Apakah itu?
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih pada tubuh. Keadaan ini dianggap merupakan epidemi global yang dapat berakibat pada berbagai gangguan kesehatan. Tidak heran banyak negara, khususnya negara maju, mulai mengampanyekan pentingnya pencegahan kegemukan.
Obesitas: Hanya Terjadi di Negara Maju?
Ketika mendengar obesitas tentu terbayang bahwa kegemukan biasanya diderita oleh negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan negara barat lainnya. Benarkah demikian? Fakta yang disajikan WHO justru menunjukkan sebaliknya. Studi menunjukkan bahwa 8 dari 10 kasus baru penyakit kanker, diabetes, dan penyakit jantung (yang biasanya disebabkan oleh kegemukan) timbul bukan di negara barat yang kaya, melainkan di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Tentu Bunda bertanya-tanya. Bagaimana mungkin Indonesia yang merupakan negara berkembang dan yang banyak penduduknya mengalami kekurangan gizi bisa rentan terhadap prevalensi obesitas? Jawabannya, mungkin saja terjadi sebagai akibat pertumbuhan ekonomi, globalisasi, dan adaptasi gaya hidup negara barat. Hal ini khususnya terlihat pada masyarakat di daerah perkotaan. Gaya hidup modern yang serba cepat berkaitan dengan peningkatan konsumsi fast food yang cenderung tinggi karbohidrat, gula, dan lemak. Akibatnya, total asupan kalori pun secara keseluruhan meningkat. Selain itu, kemudahan teknologi seperti lift, eskalator, mobil, dan televisi pun dapat memicu gaya hidup yang kurang aktif. Asupan kalori berlebih ditambah sedikitnya pemakaian kalori karena gaya hidup yang kurang aktif mengakibatkan penumpukan lemak yang berujung pada obesitas.
Benarkah Hanya Terjadi di Usia Dewasa?
“Meskipun demikian, obesitas hanya terjadi pada orang dewasa, bukan?” Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badanpun mulai merambah remaja dan anak-anak. Menurut Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, prevalensi anak usia sekolah (usia 6-14 tahun) yang mengalami obesitas mencapai 9.5% untuk pria dan 6.4% untuk wanita.
Berarti, dapat dikatakan bahwa 1 dari 10 anak Indonesia mengalami kelebihan berat badan. Adapun tingkat kegemukan pada remaja usia 15-24 tahun pada tahun 2007 mencapai 19.1%, yaitu 13.8% untuk laki-laki dan 23.8% untuk perempuan8. Berarti, 1 dari 5 remaja Indonesia mengalami kegemukan. Adapun prevalensi obesitas ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu mengkhawatirkan. Penyebabnya, anak-anak dan remaja yang obesitas cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang juga mengalami obesitas. Selain itu, kelebihan berat badan sejak dini dapat mempertinggi risiko penyakit kronis yang mungkin saja timbul di usia yang lebih dini, sehingga dapat memperpendek usia harapan hidup seseorang.
Fight Obesity! Tentunya Bunda tidak ingin obesitas menimpa diri buah hati Bunda bukan? Berikan yang terbaik untuk keluarga Bunda! Apabila buah hati Bunda memiliki berat badan ideal, usahakan untuk terus menjaga pola hidup sehat dan mempertahankan berat badannya. Namun apabila berat buah hati Bunda agak sedikit berlebih, pengaturan pola makanan dan aktivitas fisik merupakan cara yang efektif untuk membantu mengontrol berat badan.
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mencegah obesitas pada sang buah hati:
• Batasi waktu menonton TV serta bermain game dan internet agar tidak lebih dari 7 jam per minggu
• Tidak membiasakan si kecil mengemil selagi menonton TV
• Membiasakan sang buah hati mengonsumsi buah dan sayur
• Mengajak si kecil beraktivitas fisik
• Berikan si kecil susu yang mengandung lemak rendah (low fat)
Tunggu apa lagi? Cegah obesitas dari sekarang untuk hidup sehat dan aktif lebih lama.
References:
- Usfar, A.A. et. al. 2010. Obesity as a Poverty-Related Emerging Nutrition Problems: The Case of Indonesia. Obesity Reviews doi: 10.1111/j.1467-789X.2010.00814.x.
- World Health Organization. 2002. Report of a Joint WHO/FAO Expert Consultation. Diet, Nutrition, and the Prevention of Chronic Diseases. WHO Technical Report Series No. 916.
- Caballero, B. 2005. A Nutrition Paradox – Underweight and Ovesity in Developing Countries. N Engl J Med 352: 1514-1516.
- Ramachandran, A. and C. Snehalatha. 2010. Rising Burden of Obesity in Asia. Journal of Obesity- Article ID 868573.
- Adolescent Health Research Updates. 1998. Obesity in Adolescent. AHAC 7:1-8.
- Strauss, R.S. 2000. Childhood Obesity and Self-Esteem. Pediatrics 105: 15.
- World Health Organization. 2005. Preventing Chronic Disease: A Vital Invesment. WHO Global Report. Switzerland: WHO.
- Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. 2008.