Articles

The 8 Rules of Kids’ Nutrition

The 8 Rules of Kids’ Nutrition

Sebagai orang tua, tentunya Bunda ingin buah hati Bunda tumbuh sehat, bukan? Karena itulah memberikan nutrisi anak haruslah yang terbaik. Namun, pemberian nutrisi saja tidaklah cukup untuk menjamin buah hati Bunda tumbuh sehat. Pengaturan pola makan pun penting untuk dilakukan. Ingin tahu lebih lanjut? Simak 8 tips berikut!

Sempurnakan dengan Susu!

Jangan lupa mengonsumsi susu! Anak-anak dalam masa pertumbuhan sangat membutuhkan asupan kalsium untuk membentuk tulang. Tanpa asupan kalsium yang memadai, mereka tidak dapat tumbuh secara optimal selain itu, risiko penyakit yang menyerang tulang pun membayang! Karena itu, pastikan buah hati Bunda mencukupi kebutuhan kalsium hariannya dengan minum susu secara teratur.

Keengganan mengonsumsi susu karena khawatir akan kandungan lemaknya kini tidak lagi menjadi kendala. Telah tersedia susu tinggi kalsium rendah lemak dengan rasa yang disukai si kecil. Jadi, Bunda dapat memenuhi kebutuhan kalsium harian sang buah hati tanpa merasa waswas akan tambahan kalori dari lemak.

Pastikan nutrisi anak yang terbaik dan seimbang selama periode emas pertumbuhannya. Karena itu, berikan ia susu tinggi kalsium rendah lemak dua kali sehari untuk pertumbuhan dan kekuatan tulangnya. Tulang sehat, kini dan nanti.

Jangan Sekali-kali Melewatkan Sarapan!

Sarapan pagi memiliki peran yang penting dalam menjaga kesehatan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi sarapan memiliki performa yang lebih baik di sekolah serta memiliki resiko lebih rendah mengalami obesitas. Karena itu, pastikan anak Bunda menyantap sarapan sehat sebelum beraktivitas! Sandwich dengan sayuran serta sereal dan susu dapat menjadi pilihan praktis untuk sarapannya.

Tentukan Waktu Makan

Waktu makan dapat dijadikan sebagai salah satu momen untuk menjalin keakraban bersama sang buah hati. Tak hanya menciptakan kehangatan keluarga, dengan makan pada waktu yang telah ditentukan pun Bunda telah menanamkan kebiasaan untuk makan secara teratur pada buah hati Bunda.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki waktu makan yang teratur memiliki kebiasaan makan yang lebih baik serta lebih mudah mengontrol berat badan mereka dibandingkan anak-anak yang tidak memiliki waktu makan yang teratur. Anak lebih sehat, hati pun lebih riang.

Perhatikan Porsinya!

Tak hanya jenis makanan yang perlu diperhatikan, tetapi juga porsinya. Penelitian menunjukkan bahwa takaran sajian makanan bertambah banyak seiring berjalannya waktu. Tanpa Bunda sadari, hal ini dapat memicu konsumsi kalori lebih banyak, yang berujung pada obesitas. Namun jangan khawatir! Siasati hal ini dengan menggunakan peralatan makan berukuran lebih kecil, atau memberikan makanan dengan porsi lebih kecil (porsi anak-anak) untuknya.

Konsumsi makanan yang Bergizi Seimbang

Untuk dapat tumbuh dengan optimal, anak-anak membutuhkan vitamin dan mineral yang seimbang selain nutrisi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Karena itu, usahakanlah agar makanan yang dikonsumsi berasal dari sumber yang beragam serta meliputi sayur-sayuran, buah-buahan, sumber karbohidrat, daging, makanan laut, protein nabati serta susu.

Boleh Snacking, Asal…

Tidak semua camilan itu buruk. Mengonsumsi makanan selingan ternyata dapat memberikan efek yang baik untuk perkembangan anak. Selain mencegah rasa lapar yang berlebihan, snackingyang tepat pun dapat mempertahankan laju metabolisme anak. Popcorn tanpa mentega dan garam, kacang-kacangan rendah garam, serta buah-buahan dapat menjadi pilihan cemilan yang praktis dan sehat.

Mengonsumsi Buah dan Sayur Setiap Hari

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang rutin mengonsumsi sayur dan buah lebih jarang terkena obesitas serta lebih jarang sakit dibandingkan mereka yang tidak rutin makan sayur dan buah. Sayur dan buah kaya akan vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan serat dalam sayur dan buah pun dapat membantu pencernaan mereka.

Bagaimana apabila mereka tidak suka makan sayur? Caranya mudah saja: libatkan mereka dalam proses penyiapan makanan! Biarkan anak-anak menentukan jenis dan jumlah buah-buahan serta sayuran yang akan dimakan hari itu. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibiarkan memilih asupan sayur dan buahnya sendiri cenderung meningkatkan konsumsi sayur dan buah mereka.

Batasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak

Selama ini makanan manis dan tinggi gula seperti coklat, permen, atau minuman soda diidentikkan dengan makanan perusak gigi. Namun, tidak hanya merusak gigi, makanan tersebut pun memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi sehingga dapat mengakibatkan obesitas. Padahal, obesitas di usia dini berdampak pada gangguan kesehatan di kemudian hari. Karena itulah, cobalah untuk mulai mengontrol asupan gula si kecil.

tinggi pun sebaiknya dibatasi. Pasalnya, kebiasaan mengonsumsi makanan berkadar garam dan lemak tinggi dapat terbawa hingga mereka dewasa nanti. Padahal, makanan tinggi lemak dan garam berkaitan erat dengan prevalensi hipertensi dan obesitas, yang dapat berujung pada penyakit jantung, stroke, dan diabetes8. Tentunya Bunda tidak ingin buah hati Bunda menderita obesitas serta penyakit lainnya, bukan? Karena itu, kontrollah asupan gula, garam, dan lemak harian mereka sejak dini!

Hanya berikan yang terbaik bagi sang buah hati! Dengan mengontrol asupan dan pola makannya, mereka dapat tumbuh dengan sehat dan optimal. Berikan HiLo School bagi buah hati Bunda yang telah berusia > 5 tahun. HiLo School merupakan susu mineral alami dengan kandungan lemak yang paling rendah.

HiLo School, tumbuh tuh ke atas ga ke samping!

References :

  1. Harvard Health Publication. Retrieved June 27, 2009. Breakfast – Don’t Leave Home Without It. Accessed from https://www.health.harvard.edu. [Accessed March 5th, 2010]
  2. Harvard Health Publication. Retrieved June 27, 2009. Breakfast and Your Health. Accessed from https://www.health.harvard.edu. [Accessed March 5th, 2010]
  3. Elfhag, K. and S. Rossner. 2005. Who Succeeds in Maintaining Weight Loss? A Conceptual Review of Factors Associated with Weight Loss Maintenance and Weight Regain. Obesity Reviews 6: 67-85.
  4. Wansink, B. and M.M. Cheney. 2005. Super Bowls: Serving Bowl Size and Food Consumption. JAMA 293: 1727-1728.
  5. Jenkins DJA, Wolever TMS, Vuksan V, et al. 1989. “Nibbling versus gorging: metabolic advantages of increased meal frequency.” N Engl J Med 321: 929-934.
  6. Southon, S. 1998. Increased Consumption of Fruits and Vegetables within the EU. 3rd Karlsruhe Nutrition Symposium: Food, Nutrition, and Well Being: 149-158.
  7. Ismail, A.I., et. al. 1997. Current Trends of Sugar Consumption in Developing Societies. Community Dentistry and Oral Epidemiology 25: 438-443.
  8. Sowers, J.R., M. Epstein, E.D. Frohlich. 2001. Diabetes, Hypertension, and Cardiovascular Disease: An Update.Hypertension 37: 1053-1059.


Top